Syufriati juga menambahkan tak hanya sampai disana saja, prestasi SDN 11 Payakumbuh cukup banyak, contohnya dalam lomba tahfidz pelajar tingkat Kota Payakumbuh sukses memboyong juara 1 dan 2. Disamping itu, Kepala sekolah dan gurunya juga berprestasi, meraih peringkat 3 nasional karya inovatif kepala sekolah.
“Saat ini SDN 11 Payakumbuh memiliki 303 siswa yang terbagi dalam 12 rombongan belajar, kita bersyukur setiap tahun jumlahnya bertambah,” kata kepala sekolah yang dikenal sebagai sosok penyayang oleh siswanya itu.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kasat Bimas Polres Payakumbuh AKP Yuneldi CH yang menyampaikan program vaksinasi ini secara nasional sudah di atas 70 persen, pemerintah kedepannya menyasar anak umur 6-11 tahun. Pihak kepolisian ikut ke lapangan untuk membantu mengajak warga agar mau memberikan vaksin kepada anaknya.
“Edukasi dan sosialisasi gencar dilaksanakan. Hingga saat ini tak ada sanksi kepada masyarakat yang tak mau divaksin, tapi kita akan terus mengajak mereka demi kebutuhan kesehatan. Jumlah sekolah di Kota Payakumbuh ada 82, sampai sekarang sudah 55 SD yang dilaksanakan sosialisasi,” terangnya
Salahsatu orang tua siswa Rezi Indra Warga Tigo Koto Diate menyampaikan secara pribadi mereka masih agak berat memberikan vaksin kepada anak, namun mereka juga sadar akan pentingnya vaksin untuk melawan pandemi ini. Dirinya menyampaikan harapan untuk melegakan kekhawatiran orang tua selama ini dengan solusi dan tanggung jawab dari pemerintah bila sewaktu-waktu terjadi hal yang tak diinginkan kepada anak mereka pasca vaksinasi.
“Yang kami khawatirkan adalah bila kejadiannya anak masuk rumah sakit, nah biaya berobatnya nanti gimana? Biaya kami yang harus meninggalkan pekerjaan bagaimana? Rasa takut dengan vaksinasi ini juga karena kami dihantui oleh kabar-kabar miring vaksinasi di media sosial, entah itu hoax atau apapun namanya tentu sedikit banyaknya mempengaruhi,” kata Rezi.
Rezi juga berharap pemerintah dapat meyakinkan masyarakat dengan lebih dekat, karena banyaknya pertimbangan atas vaksinasi yang menarget anak usia 6-11 tahun ini.
“Kalau anak usia 12 tahun keatas kami sangat setuju mereka divaksin karena ruang lingkup pergaulan mereka lebih jauh, sementara anak usia 6-11 tahun pergaulannya masih di lingkungan yang sempit dan dalam pengawasan ketat orang tua. Kami berharap kebijakan jangan pula bertolak belakang dengan kondisi yang ada. Seperti lantaran ada orang tua yang menolak vaksinasi, dihilang prestasi sekolah anaknya, carikan solusi dan pertanggungjawaban apabila ada kemungkinan terburuk,” tegas Rezi. (yuke)