PADANG PARIAMAN – Masih banyak masyarakat pengguna internet yang terjebak baik sadar maupun tidak sadar dalam pengaruh konten negatif dan menjadi internet yang tidak sehat.
Hal itu dikatakan Febriyan Putra, Jurnalis dan Penggiat Media Sosial saat menjadi pemateri dalam webinar literasi digital 2021 yang digagas Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Pada webinar yang di gelar di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat pada Senin 11 Oktober 2021 lalu itu dibahas Sopan dan Beradab di Media Sosial.
Lebihlanjut, ia mengatakan dengan adanya literasi digital yang memberikan wawasan di pilar Etika Digital dan Budaya Digital maka secara maksimal para pengguna internet akan sadar untuk melakukan kegiatan di dunia maya yang beretika, sopan dan beradab.
“Banyaknya menerima informasi dan kita harus memilahnya, menghindari konten negatif dan sebagainya. Ada 3 bagian literasi digital yaitu literasi di rumah, sekolah dan lingkungan. Mari kita ciptatkan konten yang mendidik, kreatif, inpirastif dan menyejukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Widya Rastika, S.E.,M.Si Managing Director Lowell menyatakan bahwa baik buruknya identitas digital anda menunjukan berapa besar peluang Anda secara sosial akademik dan maupun profesional,
“Sangat penting untuk memahami bahwa apa yang Anda bagikan secara online akan memiliki konsekuensi.” katanya.
Sementara itu, Dr. Siti Nabila, S.Sos.I.,M.Pd seorang Praktisi Pendidikan menambahkan bahwa apa yang kita lakukan di dunia maya maka akan meninggalkan jejak rekam digital, baik yang aktif (sengaja ditinggalkan seperti unggahan foto video, status di media sosial, email) maupun yang pasif (tidak sengaja ditinggalkan, seperti IP, riwayat pencarian, lokasi).
“Ciptakan jejak rekam digital yang aktif karena mencerminkan kepribadian Kita, dan waspada agar data rekam jejak kita tidak di manfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” katanya,
Amrizon, S.Pd.,M.Pd, Kepala MAN 1 Padang Pariaman mencontohkan tentang bahaya pornografi bagi perkembangan otak anak dimana sumber terbesar pornografi adalah dari internet (57%), Komik (43%) dan Media Sosial (34%). Jangan sampai anak kita menjadi kecanduan pornografi, karena selain membahayakan perkembangan otak anak, juga akan menurunkan prestasi anak, terjebak dalam prostitus, ingin mencoba dan sebagainya.
“Peran orang tua di rumah dalam mengawasi dan berkomunikasi, peran guru dalam mengarahkan, mengedukasi dan peran masyarakat dalam menjaga moral, agama dan budaya sangatlah penting,” jelasnya.
Pada sesi Key Opinion Leader, Njie Aditya seorang Influencer yang menjadi penutup webinar menyampaikan bentuk kesopanan dalam bermedia sosial antara lain jangan memberikan komentar yang menyebabkan perpecahan dan kebencian, jaga akun Anda dengan hal positif maka para follower Anda akan merasa nyaman dan akan memberikan like serta komentar yang positif.