Oleh : Lenggogeni
PADANG – ‘Ayo cuci tangan. Lakukan lima langkah cuci tangan pakai sabun yang benar’. Tulisan itu terpampang jelas di dekat wastefel bantuan pengabdian masyarakat tiga dosen Universitas Bung Hatta di rumah makan ‘lauk pukek’ di Pasia Nan Tigo.
Mereka adalah Haryani, Mirza Zoni dan Ade Fitri Rahmadani. Ketiganya, penerima pendanaan program pengabdian masyarakat skema UKM Indonesia bangkit dan penerapan teknologi tepat guna kepada masyarakat tahun anggaran 2020.
Kepada Singgalang, Haryani menjelaskan pandemi Covid-19 yang hampir setahun melanda berbagai negara telah mampu memporakporandakan perekonomian masyarakat di Pasia Nan Tigo.
Dikatakan Haryani, kawasan Pasia Nan Tigo yang mulai merangkak menjadi kampung wisata nelayan berbasis anak nagari mulai terkena imbas. Namun, Haryani yang sudah bertahun-tahun meneliti perkampungan tersebut tidak patah semangat.
Ia mengajak serta kedua temannya untuk melakukan pengabdian masyarakat, dengan Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna (PPTTG). Yakni revitalisasi wisata lauak pukek kampung nelayan era new normal.
Ditegaskannya, destinasi wisata kampung nelayan Pasie Nan Tigo mengalami keterpurukan imbas dari wabah Covid-19.
“Sebanyak 12 Rumah makan ‘lauak pukek’ yang menjadi handalan kampung nelayan ini sepi pengunjung. Omset turun drastis bahkan beberapa ada yang gulung tikar karena sepi pengunjung. Saat ini hanya ada delapan rumah makan ‘lauak pukek’ yang kembali bangkit,” jelas Haryani yang baru saja meraih gelar doktor itu.
Delapan rumah makan tersebut kembali buka, sayangnya pembeli/pengunjung berkurang hingga 50 persen. Hal ini dikarenakan banyak pengunjung beraktivitas di rumah (Work Form Home).
Kalaupun ada pengunjung ke rumah makan ‘lauak pukek’, mereka sangat khawatir rumah makan tidak menerapkan protokol kesehatan.
Haryani bersama tim mengarahkan dan mengajak menerapkan kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19. Yakni harus wajib terapkan protokol kesehatan 3 M. Yakni menjaga jarak dan menghindari kerumunan, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun.
“Penerapan protokol kesehatan Covid-19 dalam kebiasaan baru di rumah makan ‘lauak pukek’ yaitu selalu patuh terhadap protokol kesehatan. Diantaranya setiap pengunjung yang datang harus mencuci tangan terlebih dahulu, menjaga jarak antar pengunjung. Jumlah satu kelompok pengunjung dibatasi maksimum 10 orang/meja, mengatur tata letak meja kursi, penyaji memakai masker dan celemek yang bersih,” jelasnya.