PADANG – Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Mursalim mengajak jurnalis untuk ikut mempromosikan pariwisata Sumbar.
Ajakan itu disampaikannya ketika membuka kegiatan Worskhop Jurnalis dengan tema “Peran Jurnalis dalam Mempromosikan Destinasi Wisata Daerah”, Jumat (1/11), di Pangeran Beach Hotel Padang.
Bertindak sebagai narasumber pada workshop tersebut adalah pemerhati pariwisata HM Nurnas, dan Novrianto, Ketua Forum Wartawan Parlemen (FWP) Sumbar dengan pemandu acara Adrian Tuswandi, Ketua Jaringan Pimpred Sumbar (JPS).
Dikatakan Mursalim, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan wisaatawan ke daerah ini.
“Untuk itu, kita memerlukan peran jurnalis atau awak media untuk berkontribusi positif memberitakan, menginformasikan dan mempromosikan potensi destinasi wisata Sumbar,” ujarnya.
Tentu saja, jelas Musalim, berita atau informasi yang dibuat adalah berita atau informasi yang menarik, sehingga tepat sasaran kepada publik pembaca.
“Kita mencontoh ke Provinsi Bali, bisnis pariwisata menyumbang 80% perekonomian Bali, pariwisata menyumbang 61% PDB regional Bali, hingga Maret 2024, tercatat 1,34 juta wisman berkunjung ke Bali,” jelasnya.
Kondisi ini, kata Mursalim, dunia pariwisata menjadi penyumbang terbesar PAD Provinsi Bali. Industri Pariwisata menjadi primadona dan penyumbang PAD terbesar lewat pajak hotel, restoran, jasa, perijinan dan lain-lainnya.
“Ini tidak terlepas dari peran jurnalis di sana yang ikut berperan dalam memberitakan, menginformasikan dan mempromosikan destinasi wisata Bali,” ungkapnya.
Senada dengan Mursalim, HM Nurnas mengatakan, pemberitaan positif sangat mendukung dunia pariwasata Sumbar.
“Ketika jurnalis menyajikan berita positif dan menarik bagi publik, maka kunjungan wisatawan akan meningkat, dan tentunya akan mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata,” ungkap mantan anggota DPRD Sumbar tiga periode ini.
Sementara itu, Novrianto mengatakan, masyarakat sebagai khalayak dan objek pembangunan memerlukan komunikasi secara luas, menyeluruh, dan langsung.