PADANG-Sejak wabah Covid-19 melanda banyak IGD dan poli rumah sakit yang tutup karena petugasnya terpapar virus menular itu. Kondisi itu dalam pandangan Direktur Utama RSUP M. Djamil Padang, Yusirwan Yusuf, seharusnya tak boleh terjadi.
“Kita selaku pimpinan rumah sakit, wajib menjaga keselamatan anak-anak kita (tenaga kesehatan-red). Tapi untuk urusan emergency, saya harap pimpinan RS harus tegas. Ini terkait sumpah kita untuk memberikan pelayanan 24 jam kepada masyarakat yang membutuhkan. Apalagi dalam kondisi darurat,” kata Yusirwan dalam grup whatsApp Kawal Covid Sumbar Selasa (15/9). Dimana dalam grup tersebut menyampaikan kalau saat ini ada lima RSUD yang tutup karena petugas medisnya terpapar Covid-19.
Lalu sebut Yusirwan, sebagai solusi untuk petugas yang terpapar Covid-19, bisa digantikan oleh petugas yang di rawat inap dan rawat jalan.
“Jika perlu kita-kita yang di manajemen masing-masing rumah sakit turun, membantu petugas di IGD. Jadi penutupan IGD dan poli tidak perlu dilakukan. Sebab jika sudah bicara emergency IGD tidak boleh ada yang tutup. Minta bantuan kawan-kawan dan pimpinan rumah sakit. Tolong para pimpinan masing-masing rumah sakit memahami kondisi ini,” sebut Yusirwan yang juga Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Sumbar itu.
Dia mengajak seluruh pihak, baik tenaga medis bersatu dalam situasi yang sangat rumit. Sebab jajaran terkait di Pemda sudah angkat topi karena ketidak patuhan masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan.
“Kita sudah prediksi dampaknya. Maka sekarang mau tidak mau giliran kita (tenaga medis-red) berjibaku melayani Tapi tetap dalam koridor kelayakan pelayanan. Semoga Allah SWT cepat mengangkat wabah ini,” katanya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah rumah sakit di Sumbar, terpaksa menutup layanannya karena petugas mereka terpapar Covid-19. Rumah sakit yang sempat ditutup di antaranya RSUD Lubuk Basung, RSUD Pariaman, RSUD Adnaan Payakumbuh, RS Bhayangkara Padang, SPH, RS HB Sa’anin Padang dan RS lainnya. 107/104